Kontroversi Definisi Halal dan Haram : Rokok
Haram ?
Bermula dari pertanyaan seorang teman mengenai
batasan definisi halal dan haram, “Bapak, dalam satu klan ormas muslim di
Indonesia ada yang mendefinisikan haram dengan hal yang mempunyai madharat
lebih banyak daripada manfaatnya apakah menurut bapak definisi ini adalah
benar dan patut diaplikasikan ?”
Dari sini kemudian penulis merasa tergelitik
untuk menulis penjelasan dosen kami mengenai paradigma masyarakat Indonesia
yang notabenenya terlalu condong pada kategori kaum santri, yang penuh
kehati-hatian dan sebisa mungkin menjauhi bid’ah. Dalam ilmu fiqih disebutkan
bahwa bid’ah adalah sesuatu yang pada era Rasulullah belum ada dan baru dikenal
pada zaman-zaman terakhir ini.
Sebagai salah satu negara islam terbesar di
dunia, tidak heran jika Indonesia mempunyai banyak paham ideologis yang
berbeda. Perbedaan ini bukan hanya pada cara pandang mereka terhadap hal-hal ubudiyyah
namun juga masuk di dalamnya hal-hal yang berkaitan dengan mu’amalat antar
muslim. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan urusan teologis yaitu mengenai
pemahaman mereka mengenai praktisi ibadah dan termasuk di dalamnya beberapa
definisi fiqhiyah seperti halal dan haram.
Sudah maklum di kalangan muslimin bahwa halal
adalah segala hal yang bersih, sehat dan tidak ada subhat dalam
mengonsumsinya. Sebagai contoh nasi, di Indonesia khususnya, adalah makanan
pokok berkarbohidrat tinggi dan sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan gizi
manusia, yang mengonsumsinya merupakan hal yang wajar dan diperlukan. Menurut
penulis definisi kata halal sendiri sudah gholib, tidak ada kontroversi
paham ideologis di dalamnya. Sedangkan mengenai definisi haram sendiri, banyak
kalangan yang mempunyai perbedaan cukup besar di dalamnya. Sebagai contoh,
orang NU, hususnya yang termasuk golongan santri menganggap bahwa haram
adalah hal yang sudah mutlak dilarang untuk dikonsumsi, seperti ciu atau
bir, daging babi dan anjing. Adapun batasannya adalah apa-apa yang sudah
disebutkan dalam kitab-kitab hadis dan fiqih. Namun adapula sebuah golongan
yang berpendapat bahwa definisi daripada haram yaitu semua hal yang dianggap
mempunyai madharat lebih banyak daripada manfaatnya. Dari sini maka akan ada
distorsi pemahaman mengenai hal-hal yang halal dan haram, sedangkan pada
hakikatnya halal dan haram dianalogikan seperti dua kategori warna, putih dan
hitam.
Dari polemik ini, penulis kembali merujuk pada
penjelasan yang diutarakan oleh dosen Penelitian Kitab Tafsir UIN Sunan
Kalijaga, bahwa islam merupakan agama yang sangat bersahabat dengan kehidupan
umat manusia secara universal. Sebagai agama yang friendly dan fleksibel
otomatis islam akan mempunyai batasan yang jelas dalam segala hal dan akan
menghindarkan manusia dari hal-hal yang kurang menyenangkan, termasuk di
dalamnya adalah hal-hal yang berkaitan dengan halal dan haram. Jika haram
diartikan sebagaimana statement di atas, maka yang terjadi kemudian
adalah kericuhan dan kesengsaraan. Sebagai contoh, gula di Indonesia merupakan
salah satu dari beberapa jenis Sembako yang sangat diperlukan oleh masyarakat,
oleh karenanya gula diproduksi secara besar-besaran di Indonesia. Produksi
secara besar-besaran ini tentu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
yang hampir mencapai 2000000 (dua juta) jiwa di seluruh penjuru tanah air.
Namun tidak dapat dipungkiri juga bahwa di Indonesia mempunyai banyak pasien-pasien
pengidap penyakit gula darah yang menurut ilmu kedokteran dilarang untuk mengonsumsi
makanan yang mengandung glukosa.
Jika ditarik pada definisi haram di atas, maka
hal yang paling rasional untuk dilakukan oleh pihak pemerintah, dalam hal ini
MUI sebagai organisasi yang berwenang di Indonesia, berhak untuk mengharamkan
pemakaian gula dalam makanan. Hal ini dikarenakan gula mempunyai unsur kimiawi
yang dapat menyebabkan meningkatnya kadar gula dalam darah, yang dalam tahap
tertentu dapat menyebabkan kelumpuhan syaraf atau dikenal dengan stroke. Atau
lebih ekstrim lagi mengenai konsumsi daging kambing yang dapat menyebabkan obesitas,
hipertensi ataupun kolesterol. Daging kambing bisa jadi juga akan menjadi haram
dikarenakan reaksinya yang sangat cepat untuk menaikkan kadar darah dalam tubuh
dan dalam tahap selanjutnya mungkin akan mengganggu kerja jantung sehingga akan
terjadi gagal jantung ataupun sakit jantung kronis.
Dalam beberapa kasus disebutkan mengenai
keharaman menghisap rokok. Sebagaimana kasus mengenai gula, rokok, di
Indonesia, juga diproduksi secara besar-besaran. Banyak dari warga Indonesia
yang menyandarkan hidupnya pada pekerjaan mlinting rokok. Rokok
menurut ahli mempunyai beribu-ribu racun yang dapat menularkan dan atau
menyebabkan berbagai macam penyakit termasuk kematian. Jika ditelisik lebih
lanjut, banyak orang yang meninggal bukan hanya karena rokok, banyak juga orang
yang meninggal dikarenakan hal sepele seperti keselek atau salah mengonsumsi
makanan dan lain sebagainya. Hal yang sebenarnya patut untuk digaris bawahi
dalam mengonsumsi sesuatu, dalam hal ini rokok, adalah dengan per-husnudzanpada
setiap sugesti seseorang ketika hendak mengonsumsi satu produk. Banyak orang
yang memakan makanan halal namun bersu’udzon sehingga menyebabkan ia tersedak
yang mengakibatkan satu penyakit serius tertentu, namun tak jarang pula orang
yang mengonsumsi rokok dapat hidup puluhan bahkan hidup dengan umur lebih dari seratus
tahun. Hal ini tentu juga dikarenakan keberkahan atas apa yang mereka konsumsi
secara husnudzan itu.
Di atas sudah disebutkan bahwa islam adalah
agama yang fleksibel. Oleh karenanya, sebagai seorang muslim mengapa kita
menyusahkan diri kita sendiri dengan dalih aturan agama ? nikmatilah hidup ini
dengan selalu bersyukur dan ber-husnudzan terhadap apa yang Allah
ciptakan demi efisiensi kehidupan manusia di dunia, namun juga harus
dilandaskan pada ajaran agama. Adapun batasan yang diajarkan oleh Rasulullah
sendiri adalah khoirul umuuri awsathuha.
Wallahu a’lam.
Yogyakarta, 04/02/2015
Oleh: Barokatun Nisa
2 comments:
kesimpulan, silahkan merokok jika kondisi badan sehat, tapi klo kondisi bdan tdk memngkinkan lbh baik utk tdk merokok ... :)
kalau saya mending sekalian gk usah rokok an gan heheheh
7 Hal Yang Membuat Kita Jadi Pelupa
Terlalu banyak protein di usia pertengahan 'seburuk merokok'
Post a Comment